Panduan Lengkap Dan “Sukses” Cara Budidaya Tanaman Padi
“HASIL PANEN MAKSIMAL”
Padi merupakan komoditas tanaman yang sudah sejak berabad
abad telah di budidayakan oleh kalangan petani terutama di indonesia sendiri.
Tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi ini akan selamanya di butuhkan
karena padi merupakan tanaman penghasil beras guna untuk kebutuhan konsumsi
makanan dan kebutuhan nutrisi bagi semua umat manusia. Untuk itu budidaya padi
juga membutuhkan panduan yang lengkap untuk mendapatkan hasil produksi yang
maksimal. Berikut adalah langkah – langkah dalam budidaya padi yang baik dan
benar.
Syarat Tumbuh
Iklim
• Tumbuh di
daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca
panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
• Rata-rata
curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat
ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat
asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah
prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.
• Di
dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27
derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23
derajat C.
• Tanaman
padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan.
• Angin
berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan
merobohkan tanaman.
Memilih Tempat Pesemaian
• Tempat
untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh
bibit yang baik.
• Tanahnya
harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
• Tanah itu
harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar
matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
• Dekat
dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedangkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat
pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar.
Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari
sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi
kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan
pesemaian kering.
Pesemaian Basah
Dalam membuat tanah sawah basah persemaian seharusnya
benar-benar subur. Rumput dan jerami yang masih harus dibersihkan terlebih
dahulu. Kemudian sawah dibanjiri, tujuannya adalah agar tanah menjadi lembut,
rumput akan tumbuh menjadi mati, dan berbagai serangga yang dapat merusak bibit
mati pula.
Selain itu, jika tanah cukup lembut dan dibajak berkali kali
hingga halus. Pada saat itu juga juga membuat dan memperbaiki tanggul dan
pematang sawah. Sebagai tindakan dasar persemaian luas harus dibuat sekitar
1/20 dari areal padi yang akan ditanam.
Jadi, ketika padi yang akan ditanam daerah 1 ha, area
pembibitan yang harus dilakukan adalah 1/20 x 10 000 m² = 500 m². Benih yang
dibutuhkan adalah sekitar 75 gram biji per 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40
kg.
Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian
basah. Rumput-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih
dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak
dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah
menjadi gembur.
Setelah tanah menjadi halus, diratakan dan dibuat
bedengan-bedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600
cm.Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai
selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan,
penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bertunas dan tidak, biji harus
direndam dalam air. Biji-biji yang bertunas akan tenggelam sedangkan yang
biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapung bisa dibuang.
Maksud perendaman selain memilih biji yang bertunas, biji juga agar cepat
berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian biji diambil dari rendaman
lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung.
Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.Apabila biji sudah berkecambah
dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar
penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila
penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil
dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh
benih tidak merata.
Pemeliharaan Pesemaian
Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi
air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang
disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan
setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air
rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga
bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa
mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan
dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenangi air. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka
penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu
disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan
sesudah pesemaian berumur 17 hari.
Pengolahan Tanah Atau Lahan Calon Tanam Padi
Cara Mengolah Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan
sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua macam cara
yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.
• Pengolahan
tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawah dengan alat-alat
sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh
manusia atau dibantu oleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
• Pengolahan
tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahan tanah sawah yang dilakukan
dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat
kerja sendiri.
Pembersihan
Sebelum tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu
dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau
dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan
menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenangi air terlebih
dahulu agar tanah menjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan
pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang
bocor.
Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah-sawah harus digenangi air lebih
dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang
dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan
rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk
kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah
digenangi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa
tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi.
Sehingga cukup hanya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan
dilakukan berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi
perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenangi air lagi
selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua.
Tujuannya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan
pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
Teknik Penanaman Padi
Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan
bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur
25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3
hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu
kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus.
Ciri-ciri bibit yang baik antara lain :
• Umurnya
tidak lebih dari 40 hari
• Tingginya
kurang lebih dari 40 hari
• Tingginya
kurang lebih 25 cm
• Berdaun
5-7 helai
• Batangnya
besar dan kuat
• Bebas
dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar
untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam,
jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan
dank e kiri dengan jarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan,
baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar
matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan
kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4
cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu
dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan
anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah
rubuh atau hanyut oleh aliran air. Dengan demikian jelas bahwa penanaman bibit
yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
Pemeliharaan Tanaman Padi
Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi
sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor
penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan
datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah
air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan
kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman.
Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu
jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
• Air yang
dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran
sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan
menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.
• Untuk
menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat
pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh
dibuat lurus.
• Hal ini
dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna
bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu
dibuat lurus, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air
hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut :
• Tanaman
yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
• Tanaman
yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
• Tanaman
padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah
hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
• Sepuluh
hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak
bersama-sama.
Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus
segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila
penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan
agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh
banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua
setelah padi berumur 6 minggu.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur
makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk
yang digunakan antara lain:
• Pupuk
alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat
digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos.
Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.
• Pupuk
buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat
pupuk tersebut sebagai berikut:
• ZA/Urea :
menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman,
dan menambah besarnya gabah.
• DS/TS :
mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah,
mempercepat panen.
• ZK :
memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat
pembuatan zat pati.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama di Persemaian Basah (untuk padi sawah)
Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik
yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian
• Pengaturan
air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan
tabung daun;
• Penyemprotan
insektisida Kiltop 50 EC atau Tomafur 3G.
Padi trip (Trips oryzae)
• Gejala :
daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit
terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
• Pengendalian
: insektisida Mipein 50 WP atau Dharmacin 50 WP.
Ulat tentara (Pseudaletia unipuncta, berwarna abu-abu;
Spodoptera litura, berwarna coklat hitam; S. exempta, bergaris kuning)
• Gejala :
ulat memakan helai daun, tanaman hanya tinggal tulang-tulang daun.
• Pengendalian:
cara mekanis dan insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan Agrocide.
Hama di Sawah
Wereng
Wereng penyerang batang padi : wereng padi coklat
(Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
• Merusak
dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti
oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus.
Gejala : tanaman padi menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi
kerdil.
Pengendalian
• Bertanam
padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64,
Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah.
• Penyemportan
insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala : dan menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah
seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak
bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian
• Bertanam
serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas
musuh alami seperti jangkrik;
• Menyemprotkan
insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi.
• Gejala :
pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki
noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
• Pengendalian
: mengumpulkan dan memusnahkan telurtelurnya, penyemprotan insektisida Curacron
250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.
Hama tikus (Rattus argentiventer)
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila
terserang oleh hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup
besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
• Gejala :
adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat
ditengah petak tidak ada tanaman.
• Pengendalian:
pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan
burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur,
memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau
beras.
Burung
Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora,
pipit Lonchura lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L.
ferraginosa dan bondol putih L. ferramaya).
• Menyerang
padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
• Pengendalian:
mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Pengendalian Penyakit
Bercak daun coklat
Penyebab: jamur (Helmintosporium oryzae).
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan
bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi,
padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian:
• Merendam
benih di dalam air panas, pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini,
menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur (2:15);
• Dengan
insektisida Rabcide 50 WP.
Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai
malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di
dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran
padi menjadi hampa.
Pengendalian:
• Membakar
sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR
48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan fase
pembentukan bulir;
• Menyemprotkan
insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab: jamur Cercospora oryzae.
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau
bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses
pembungaan dan pengisian biji terhambat.
Pengendalian:
• Menanam
padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan
merkuri;
• Menyemprotkan
fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.
Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat
pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah
menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.
Pengendalian:
• Menanam
padi tahan penyakit ini;
• Menyemprotkan
fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3
AS.
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji
menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman
padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih
pada larutan merkuri.
Panen Padi
Ciri dan Umur Panen
Padi siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari
setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar
air gabah 21-26 %, butir hijau rendah.
Cara Panen
Keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam
untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat
yang dialasi.
Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan
alat Reaper binder, panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar
sedangkan dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1
hektar.
Perkiraan Produksi
Dengan penanaman dan pemeliharaan yang intensif, diharapkan
produksi mencapai 7 ton/ha. Saat ini hasil yang didapat hanya 4-5 ton/ha.
Pasca Panen
Perontokan. Lakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara
diinjak-injak (±60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam
orang untuk 1 hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan
mesin perontok, waktu dapat dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis
hanya memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.
Pembersihan. Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau
dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.
Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai
kadar airnya 14 %. Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan
mesin pengering, kebersihan gabah lebih terjamin daripada dijemur di halaman.
Penyimpanan. Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan
jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke
tempat penggilingan beras (huller).
Di kutip dari sumber
: pekalongankab.go.id dan disperta.bulungan.go.id
AYO SEMUA BERMAIN DI TOGEL PELANGI JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI
BalasHapusHUBUNGI KONTAK KAMI :
BBM : D8E23B5C
WHAT APPS : +85581569708
LINE : togelpelangi
WE CHAT : togelpelangi
LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET
SALAM JACKPOT DARI KAMI :)